Wednesday, July 18, 2012

6..KUTIPAN RINGKAS KERAJAAN TERTUA DIINDONESIA SEBAGAI PEMBUKA MENGENAL SEJARAH SASAK LOMBOK



penyerangan Majapahit ke Bali




Sembah sujud hamba kehadapan Ida Sanghyang Parama Wisesa,yang(ala-ayuning)kehidupan manusia di dunia ini.Semoga tidak ada halangan dalam penulisan babad(sastra sejarah) ini.Bebas hamba dari segala kesalahan dan kekeliruan,karena kurang paham terhadap Purana Tattwa,serta dengan hati yang tulus dan suci bermaksud menyusun cerita sejarah,sebagai usaha untuk mengingatkan para keluarga dan anak cucu.Semoga berhasil dan mencapai kesempurnaan.
Dahulu kala sekitar tahun 1250 – 1256,yaitu pada pemerintahan raja wanita dari kerajaan Kahuripan bergelar Jaya Wisnu wardani,raja Majapahit yang ketiga sebagai prameswari Sri kala Gemet yang menjadi raja Majapahit kedua,putra dari Sri Jaya Wardana(raden wijaya)raja Majapahit pertama.Keturunan Prabhu Siwa-Budha yang bertahta di Singosari,masih ada hubungan keluarga dengan Prabhu Tunggul Ametung di Tumapel(dari garis keturunan perempuan)karena upaya Prabhu Ken Arok dari keturunan laki-laki.
Baginda raja istri sebagai pemegang tampuk pemerintahan di Wilwatikta (Majapahit),bersuamikan Raden Cakradara,seorangbangsawan (kesatria) dari Kahuripan bergelar Sri Kertha Wardana.Beliaulah di beri hak dan kekuasaan penuh oleh Sri Maharaja Dewi untuk memerintah seluruh kerajaan di Jawa dwipa,karena pengetahuannya,rupawan,gagah perkasa,pandai serta bijaksana dalam ilmu pemerintahan.Beliau selau dekat dengan Patih Gajah Mada,yang ditetapkan menjadi patih amengku bumi di Majalangu.beliau adalah seorang patih yang amat sakti,bijaksana,pintar dalam ilmu pemerintahan serta ilmu perang sehingga beliau terkenal diseluruh nusantara.
Diceritakan pada zaman Majapahit ada enam orang kesatria dari kahuripan sebagai berikut :1.Raden Cakradara 2.Arya Damar 3.Arya Kenceng 4.Arya Kuta wandira 5.Arya Sentong 6.Arya Belog(Arya Tan Wikan).Adapun ceritanya dizaman dahulu,pada tahun 959 ada sebuah kerajaan yang memerintah di jawa Dwipa bernama Kediri,beristana di Daha bernama Sri Maharaja Erlangga,Maharaja Rakehalu,Lokeswara,Darma Wangsa,dan Wikrama Utunggadewa.Tersebutlah kerajaan-kerajan diwilayah pantai.Atas siasat serta upaya dari kerajaan Kediri sehingga dapat mengalahkan Sri Walunata Dirah.Ada tiga orang putra-putrinya,seorang putrid dan dua orang putra.Putri sulung lahir dari Sadampati bernama Diah Kili Suci,beliau juga bergelar Endang Suci Dan Rare Kapucangan,namun tiada pernah ingin tetap berwibawa ataupun kesenangan lahir,karena merupakan wanita yang Patibrata(penuh pengendalian diri),beliau tidak menikah karena beliau sebagai seorang Sukla Brahmacari yang senang mengembara dan melaukan tapa yoga semadhi.Kedua putranya lahir dari seorang istri yang kemudian membagi kerajaan sebagai pewaris kerajaan.seorang yang beristana di Kediri(Daha)dan menurukan raja-rajaKediri.Nama-nama beliau : Jayabaya,Sri Dangdang Gendis,Jayasabha,dan yang terakhir bernama Jayakatong.Dan putra yang terakhir menjadi raja di Kahuripan(jenggala) yang diangkat sebagai putra oleh keluarga kerajaan kahuripan hingga melahirkan enam kesatria bersaudara diatas.
Kembali pada cerita diatas,pada zaman enam ksatria bersaudara.Putra yang pertama bernama Raden Cakradara,seorang putra yang berpengetahuan,bijaksana,tiada lepas dari kitab-kitab suci,juga sebagai perwira sejati dalam peperangan.Beliau terpilih dalam suatu sayembara dan diangkat menjadi suami oleh raja wanita Bra Wilwatikta yang ketiga.Sesuai upacara pernikahan,beliau bergelar Sri Kerta Wardana.Putra yang kedua bergelar Arya Damar,Arya Teja,Raden Dilal,(Kyai Nala).Demikian nama-namanya,memiliki kemauan keras penuh tekad,serta keberanian yang tiada tanding.Putra ketiga Arya Kenceng adalah seorang perwira sejati ,bijaksana dalam ketatanegaraan.Yang keempat Arya Kuta Wandira/Waringin.Yang kelima Arya Sentong .Yang keenam atau yang terakhir Arya Belog .Semuanya sangat bijaksana dalam mengatur hukum tata negara,di bawah pengawasan Sri Dewi Maharaja Dewi Wilwatikta.
Pada tahun 1256 setelah menaklukkan raja Bedahulu Bali yang bernama Sri Gajah Wahana atau Tapo Ulung dan patih kepercayaan yang bernama Kebo Iwa,gugur karena tipu muslihat Patih Gajah Mada.Sedangkan Pasung Grigis masih hidup tak dapat dibinasakan oleh Gajah Mada karena kesaktiannya.Sejak jatuhnya para punggawa dan patih andalan kerajaan Bali oleh tentara Majalangu yang dipimpin oleh Gajah Mada,maka setelah perlengkapan perang telah siap,kembalilah pasukan Majapahit berlayar ke Bali.Penyerangan dibagi tiga arah.Gajah Mada Meyerang dari arah timur dengan para pengiringnya dari keturunan Mpu Wisadharma dan berlabuh di Toya Anyar(Tianyar).Penyerangan dari arah utara dipimpin Arya Damar dibantu oleh Arya Sentong Arya Kuta Waringin yang turun dari Ularan.Arya Kenceng bersama Arya Belog ,juga Penggalasan dan Kanuruhan menyerang dari arah selatan yang turun dari Bangsul menuju Kuta.Oleh karenanya,dengan semangat yang bergelora dan bersenjata lengkap para punggawa para patih Bali menghadapi prajurit Majapahit di semua arah penyerangan.
Diceritakan serangan yang dipimpin Gajah Mada dari arah timur , mulai membakar hutan belukar.Api mengamuk besar dengan asap mengepul di udara,sehingga tiada tampak para arya yang datang dari utara maupun selatan.Karena keperwiraan dan kegagahperkasaan serta janji dalam siasat perang sebelumnya,maka tentara Wilwatikta mengamuk sampai titik darah penghabisan.Tak terlukisakan ramainya perang dari ketiga arah penjuru yang masing-masing menunjukan keperwiraannya,akhirnya tentara Bali terdesak mundur.Dalam pada itu Ki Tunjung Tutur(pemimpin prajurit Bali)terbunuh.Demikian juga prajurit Toya Anyar di bawah pimpinan Si Kapang,yang membantu dari Sraya(Karangasem),banyak dikalahkan dan meninggal.Para tentara para pemimpin yang masih hidup segera melarikan diri ke Sungai Langkir.Sementara perang yang berkecamuk di pantai utara Bali yang di pimpin Arya Damar berhasil membunuh Si Girik Mana di Ularan. Sedangkan Arya Klilewan di Batur di bunuh oleh Arya Wandira(Waringin).Setelah kedua mantri tersebut gugur,maka prajurit-prajurit Bali dapat ditundukkan termasuk sisanya yang berada di sebelah utara gunung.Walaupun serangan dari arah utara sudah mulai berhenti,namun serangan dari arah selatan mendapat perlawanan sengit dari Gudug Basur,Demung Dan Ki Tambiak Yang bertempat tinggal di Jimbaran dengan prajuritnya.Perang sangat ramai,gemuruh bunyi-bunyian,bergelimpangan mayat-mayat dari prajurit kedua belah pihak dan para prajurit yang terluka parah dan mengundurkan diri dari medan perang.Ki Tambiak dan Gudug Basur Berhadapan dengan para arya dari Jawa Dwipa.Tak terlukiskan lagi hebatnya pertempuran tersebut,akhirnya Ki Tambiak dapat ditikam oleh Arya Kenceng, dan Gugur dalam medan laga .Tinggal Gudug Basur yang direbut oleh prajurit dari Majapahit ,perang pun semakin berkecamuk akhirnya Gudug Basur Dapat dikalahkan.
Diceritakan Setelah kerajaanBali dapat di taklukkan,tinggal Pasung Grigis dari Tengkulak tiang pengkokoh kerajaan Bali.Kesaktian,keberanian serta ketangkasan Pasung Grigis yang bisa maya-maya itu belum Tertundukkan dan sangat sulit di tandingi.Sehingga membuat Patih Gajah Mada menjadi risau,kerena beliau sudah berjanji di hadapan raja Wilwatikta terdahulu.ketika perang telah berhenti ,maka pada malam harinya Gajah Mada berhasil mengumpulkan semua arya termasuk Arya Damar yang tengah berada di sebelah utara gunung.Bertujuan merundingkan siasat perang dalam menaklukkan Pasung Grigis yang sangat kebal,sakti dan tak terlukai oleh senjata apapun.Dengan harapan agar dapat memenuhi keinginan Prabhu Wilwatikta.Setelah direncakan upaya untuk penyerangan menghadapi Pasung Grigis,maka esoknya semua pasukan Wilwatikta mulai angkat senjata.Tetapi semua arah senjata dibalik kebawah,pertanda bahwa prajurit telah takluk.Demikianlah taktik peperangan Patih Gajah Mada.Setelah Pasung Grigis melihat prajurit Wilwatikta menyerah,maka senanglah hatinya beserta prajurit Bali Dwipa.Mereka tidak tahu bahwa itu hanyalah siasat daripada Patih Gajah Mada ,sehingga mereka lupa diri kerena diliputi rasa takabur sehingga bingung,angkuh dan bangga akan kesaktian dan kekuatannya sendiri.Semua prajurit Wilwatikta berpura-pura menyerah kalah di depan prajurit Bali di bawah pimpinan Pasung Grigis.Berbahagialah Pasung Grigis,sesuai dengan perundingan Pasung Grigis kembali ke Tengkulak sambil berdandan tangan dengan Patih Gajah Mada diiringi para arya dari kedua belah pihak.
Setibanya di Tengkulak,lalu disuguhkan makanan seta minum-minuman yang memuaskan.Pada kesempatan inilah Gajah Mada menjalankan siasatnya dan berkata kepada Pasung Grigis “Kanda,karena telah menjadi syarat sejak dahulu dan untuk melaksanakannya,apakah kanda mempunyai seekor anjing warna ulung dan mengerti perasaan manusia? Mohon Kanda mengikatnya sekalian memberikannya nasi”.Demikianlah permintaan Gajah Mada.Betapa bahagianya Pasung Grigis,yang tidak tahu akan malapetaka yang akan menimpanya,sambil berkata”Kami tidak ada rasa curiga terhadap adikku Rakrian Mada”.Sambil tersenyum,Ki Pasung Grigis mengikat anjing dalam keadan menggonggong.Namun belum diberikan makan.Walaupun demikian,berarti telah ditepati permintaan rakrian Mada.Berdirilah Rakrian Mada dengan wajah merah padam seraya menuding Pasung Grigis dengan tangan”Hai engkau Pasung Grigis,sungguh angkuh jiwa dan ulahmu.Tidak sopan melakukan perbuatan dan tak tepat akan janjimu,serta melakukan perbuatan yang tidak benar,Semoga hilang semua kesaktianmu,karena telah nyata dan disaksikan oleh Sanghyang Trio Dasa Sakti sekarang bagaimana kehendakmu,maukah kembali mengadu keprawiraan denganku.Angkatlah senjatamu!”.Mendengar kata-kata yang diucapka Gajah Mada yang tak terduga itu diam dan terkejutlah Pasung Grigis.Seluruh kekuatannya lemah bagaikan disapu bersih akibat kutukan Gajah Mada,lalu Pasung Grigis dengan nada sedih menyerahkan diri dan semua daerah Bali hingga daratan Bangsul dibawah pasukan Majapahit.Demikianlah pula kraton dengan segala isinya.Dengan demikian daerah Bali dapat dikuasai.

EXPANSI majapahit ke sumbawa Di dibawah pimpinan Pasung Grigis (BALI)
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Tak diceritakan perjalanan Patih Gajah Mada beserta para arya di Bali,maka tibalah utusan dari raja Westri,putri Patih Wreda yang bernama Kuda Pengasih,ipar dari Ken Bebed istri Gajah Mada menyapaikan agar Gajah Mada kembali ke Wilwatikta.Dan Beliau tidak berani menolak titah Sang Prabhu,dan memerintahkan agar para arya tetap tinggal di Bali kecuali Arya Damar.Arya Kenceng diserahi memimpin didaerah Tabanan dengan rakyat sejumlah 40.000 orang,Arya Kuta Waringin memimpin daerah Gelgel dengan jumlah rakyat 5.000 orang Arya Sentong di daerah Pacung dengan rakyat 10.000 orang,sedangkan Arya Belog Ditempatka di daerah Kaba-Kaba dengan rakyat sebanyak 5.000 orang.Mereka semua adalah adik ipar Maharaja Dewi Wilatikta.Dan pra arya-arya lainya diberikan wilayah beserta rakyatnya masing-masing,dan tibalah waktunya Patih Gajah Mada Arya Damar,Kuda Pengasih, serta Pasung Grigis Berangkat ke Jawa Dwipa.Untuk Pertama kalinya Diutuslah Pasung Grigis untuk menyerang Sumbawa beserta bala tentara Majapahit menyerang Werdamurti Sumbawa yang bernama Dedela Nata.Beliau sangatlah sakti dan kebal senjata serta keberaniannya,dan dalam pertempuran kedua kesatria itu gugur.sepeninggal Sri Dedela Nata,maka takluklah kerajaan Sumbawa dibawah kekuasaan Raja Wilwatikta.Dengan untuk memperkuat kekuasaan beliau maka Arya Damar ditempatkan di Palembang,Serdangkan Arya Kuda Pengasih menjadi Adipati di Sumenep(Madura).         

No comments:

Post a Comment