Thursday, July 12, 2012

EKSOTISME RITUAL DAN SAKRAL SUKU SASAQ LOMBOK



 Disamping alam dan panoramanya yang indah, Lombok juga yang merupakan wilayah yang didiami oleh Suku Sasak menyimpan berbagai tradisi dan ritual upacara yang sangat menarik untuk disaksikan. Beberapa ritual upacara yang menurut Budaya Nusantara sangat menarik untuk disaksikan antara lain: Upacara Bau Nyale, Periseian, Bebubus Batu dan Parang Topat. Dibawah ini adalah beberapa hal yang merupakan warisan tradisi suku Sasak yang masih lestari.
BAU NYALE

adalah sebuah peristiwa atau tradisi sakral yang sarat akan legenda yang melatar belakangi ritual tersebut. Dikisahkan, pada zaman dahulu kala hiduplah seorang putri yang cantik jelita dan banyak diperebutkan oleh banyak putra mahkota dari raja-raja di Nusantara. Putri cantik itu bernama Putri Mandalika. Ia seorang putri Raja Tonjang Baru yang kerajaannya berada di wilayah yang didiami oleh suku Sasak sekarang ini.Karena kecantikannya yang banyak menarik para putra mahkota untuk meminangnya hingga Putri Mandalika menjadi bingung untuk menerima atau menolak salah satu dari mereka. Bila salah satu ditolak pinangannya maka tak pelak lagi pasti akan terjadi peperangan seperti lazimnya zaman itu di mana tradisi pada saat itu yang menganggap penolakan sebuah pinangan dianggap sebagai suatu pelecehan martabat dan harga diri.Karena kebingungan dan kecemasan akan meletusnya peperangan hanya karena pinangan mereka ditolak, maka pada akhirnya Putri Mandalika, pada tanggal 20 bulan kesepuluh memutuskan untuk menceburkan diri ke laut lepas, hingga akhirnya tewas dan kemudian menjelma menjadi roh halus yang mendiami kawasan tersebut.Dasar kepercayaan inilah yang kemudian menjadi pijakan bagi Suku Sasak untuk menyelenggarakan ritual Bau Nyale secara rutin. Suku sasak percaya bahwa Nyale merupakan jelmaan dari Putri Mandalika yang oleh karenanya sebelum diambil dan dimanfaatkan harus diberi penghormatan khusus terlebih dahulu. Nyale sendiri sebenarnya adalah sejenis binatang laut berkembang biak dengan bertelur, perkelaminan antara jantan dan betina. Upacara ini diadakan setahun sekali pada setiap akhir Februari atau Maret. Bagi masyarakat Sasak, Nyale dipergunakan untuk bermacam-macam keperluan seperti santapan (Emping Nyale), ditaburkan ke sawah untuk kesuburan padi, lauk pauk, obat kuat dan lainnya yang bersifat magis sesuai dengan keyakinan masing-masing.


PERISAIANsebenarnya adalah sebuah tradisi yang digelar rutin tiap tahun oleh masyarakat suku Sasak di mana dalam Periseian ini diadakan sebuah pertarungan antar dua orang di arena dengan bersenjatakan sebilah rotan dengan lapisan aspal dan pecahan kaca yang dihaluskan, sedangkan perisai (Ende) terbuat dari kulit lembu atau kerbau. Setiap pemainnya/pepadu dilengkapi dengan ikat kepala dan kain panjang.Periseian sendiri pada awalnya adalah sebuah latihan pedang dan perisai oleh prajurit kerajaan di Lombok sebelum mereka menghadapi perang yang sesunggunya di medan perang. Namun, dalam perjalanannya Periseian ini kemudian berkembang dan tetap dilaksanakan hingga kini oleh suku Sasak sebagai ajang bertarung di arena dengan juri sebagai pengatur pertandingan. Suku Sasak tahu betul akan sportifitas, dan karenanya meski dalam arena mereka sampai berdarah-darah terkena sabetan rotan lawannya namun di luar arena mereka sama sekali tak ada dendam satu sama lain. Mereka tahu betul bahwa itu hanya sebuah permainan yang karenanya tak perlu di bawa hingga ke hati dan menimbulkan dendam hanya karena terluka pada saat bertarung diarena.                                                                                                                  Upacara perang topat ini dilaksanakan oleh mereka yang berprofesi sebagai petani sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan atas karunia yang telah diberikan dan sekaligus awal dari sebiah harapan akan berkah sang Pencipta agar pada tahun-tahun mendatang mereka diberi karunia hujan yang cukup, tanah yang subur untuk ditanami, dan panen ayang berlimpah.Secara teknis, upacara perang topat ini adalah saling melempar ketupat antara dua pihak dalam satu arena yang disebut dengan kemalig. Dalam upacara perang topat ini bisa digelar hingga berhari-hari dengan berbagai rangkaian di dalamnya. Tiga hari sebelum upacara saling melempar ketupat itu dilakukan upacara yang sifatnya sebagai persiapan. Pada tahap persiapan itu, kemalig, arena dan alat-alat upacara dibersihkan. Sehari sebelum upacara mereka membuat janur (kebun odeg), artinya kebun kecil agung yang nantinya akan dibawa kemalig. Sebelum perang dimulai, ada acara penyembelihan kerbau dan acara-acara lainnya.

BEBUBUS
Bebubus batu adalah sebuah ritual upacara yang masih dilaksanakan di Dusun Pandang Kecamatan Swela, di mana dalam upacara bebubus batu ini seperti juga arti dari kata bebubus yang berasal dari kata bubus yaitu sejenis ramuan obatan yang terbuat dari beras dan dicampur dengan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan sedangkan batu adalah sebuah batu tempat untuk melaksanakan upacara yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat.Prosesi acara ini dipimpin oleh Pemangku adat yang diiringi oleh kiyai, penghulu dan seluruh warga dengan menggunakan pakaian adat dan membawa Sesajen (dulang) serta ayam yang akan dipakai untuk melaksanakan upacara. Upacara Bebubus batu uni dilaksanakan setiap tahunnya yang dimaksudkan adalah untuk meminta berkah kepada Sang Pencipta. 

UPACARA DEWI ANJANI
Dewi Anjani dipercaya masyarakat Lombok sebagai penguasa tertinggi alam gaib Gunung Rinjani, Gunung Tertinggi di NTB. Konon Dewi Anjanilah yang memberikan nama Sasak untuk suku masyarakat di Lombok. Dari puncak arah tenggara gunung Rinjani, terdapat sebuah lautan debu yang disebut sebagai Segara Muncar. Pada saat tertentu, di tempat ini masyarakat dapat melihat dengan kasat mata rupa istana Dewi Anjani sebagai Ratu Jin beserta pengikut-pengikutnya.Danau Segara Anak yang terletak di puncak gunung Rinjani merupakan tempat sakral yang sangat disucikan. Danau ini digunakan sebagai tempat ibadah umat Hindu, Islam Waktu Telu (Sinkretisme Islam-Hindu).Upacara Dewi Anjani dilakukan untuk menghormati sang penguasa, dimana pelaksanaannya antara akhir Desember sampai pertengahan Januari. Oleh karena itu, pendakian gunung Rinjani dalam periode tersebut tidak diperbolehkan agar tidak mengganggu proses upacara. PeretusPeretus atau Mengobati suatu penyakit dengan mantra yang dikombinasikan dengan menarik rambut pilihan dari seorang tabib yang bisa melakukan Peretus ini. Hal ini merupakan implementasi dari keyakinan bahwa suatu penyakit yang menjangkiti manusia ada sangkut pautnya dari campur tangan makhluk halus. Ketika tabib membacakan mantra lalu diikuti dengan menarik beberapa helai rambutnya dari ujung, maka akan terdengarlah suara meledak seperti "Plok" yang merupakan indikator bahwa si pasien positif terkena penyakit dari makhluk halus atau yang dalam bahasa Sasak disebut ketemuq.Untuk menghilangkan campur tangan makhluk halus tersebut, maka dilakukanlah dengan memanfaatkan mantra Peretus tersebut.Beberapa kali penulis juga mengobati penyakit kepada tabib dengan Peretus, dan memang penyakit tersebut hilang dengan perlahan setelah diberikan Sembek/Obat berupa tanah pasir atau dari kapur yang kemudian ditempelkan pada dahi si pasien.
 
BUNGA SAMBAR NYAWA                                                                                                                                                            
Bunga ini merupakan jenis tanaman yang disebut sebagai tanaman abadi. Tanaman ini bermanfaat sebagai obat dan dipelihara oleh golongan makhluk gaib. Konon, untuk mendapatkannya harus mempertaruhkan nyawa terlebih dahulu karena begitu sulitnya mendapatkan tanaman ini. Tanaman ini berumur abadi bersama dengan umur makhluk gaib.Ziarah Makam Keramat sebagai Pembuka Perjalanan WisataMasyarakat suku Sasak akan menjadikan makam keramat sebagai tujuan pertama dalam perjalanan wisatanya. Hal ini diyakini dapat menolak bala sehingga akan mereka akan terhindar dari musibah selama perjalanan. Makam-makam yang sering dikunjungai antara lain Makam Nyatuk, Makam Loang Baloq, Makam Ketak, Makam Selaparang, Makam Tuan Guru Lopan, dll.Menurut pengamatan penulis, hal ini mulai kurang dilestarikan masyarakat saat ini.6. Mitos Air Penyembuh Penyakit dari Air Terjun Otak KokoqAir Terjun Otak kokoq merupakan air terjun dari mata air yang berada di gunung Rinjani. Konon, setiap orang yang memiliki penyakit mandi di sini, maka air sisa mandinya itu akan berubah menjadi putih persis seperti air sisa mencuci beras. Hal ini sebagai indikator bahwa penyakit orang tersebut telah dibersihkan. Dari keterangan yang penulis dapatkan dari warga sekitar, bahwa air terjun Otak Kokoq dapat menyembuhkan penyakit seperti Reumatik, Panu, Kadas, Pegal-Pegal, Koreng, dan beberapa penyakit lainnya.
Selain ke-enam mitos yang masih sangat melekat di atas, masih banyak lagi lainnya yang kebanyakan merupakan mitos-mitos kecil, misalnya tidak boleh berjalan di bawah jemuran yang sedang dijemur, duduk di atas bantal/guling, menaruh kedua tangan di atas kepala, memecahkan batu, dll.Kebenaran akan mitos-mitos di atas memang misteri yang sulit dipecahkan, kita tidak boleh terlalu percaya dan tidak boleh juga meremehkanhya. Satu yang wajib kita ingat bahwa Kepercayaan yang abadi itu hanyalah kepada Allah SWT, tuhan yang maha Esa. Manusia hanya bisa berencana, Allah yang menentukan.Segalanya.


No comments:

Post a Comment