Saturday, July 20, 2013

Menyibak kebesaran gumi seleparang bag 2

Cakranegara yang kini salah satu pusat perniagaan di Kota Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, pernah bikin cerita penting bagi Indonesia. Ekspedisi militer Belanda menggempur habis-habisan puri atau istana di Cakranegara, mengakibatkan kediaman Raja Karangasem yang penguasa wilayah Lombok, luluh lantak.

Sehari sebelum Cakranegara jatuh dalam kekuasaan Belanda, menurut telusur pustaka, pada 19 November 1894, dilaporkan sebuah temuan naskah sastra, yang ditulis di lembaran daun lontar di antara puing-puing reruntuhan itu.

Cakep (ikatan) daun til atau lontar itu adalah naskah Nagarakretagama karya Mpu Prapanca, seorang pujangga Jawa abad ke-14 M. Sewindu kemudian, naskah berbahasa Jawa Kuno diterbitkan dalam huruf Bali dan Bahasa Belanda oleh Dr JLA Brandes (1902), namun hanya sebagian. Disusul upaya penerjemahan oleh Dr JHC Kern tahun 1905-1914, dilengkapi dengan komentar-komentarnya

Baru pada tahun 1919, Dr NJ Krom menerbitkan utuh isi lontar Nagarakretagama. Krom juga melengkapinya dengan catatan historis. Naskah Nagarakretagama ini akhirnya diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh Prof Dr Slametmulyana dan disertai tafsir sejarahnya. Menyusul kemudian, Dr Th Pigeud yang menerjemahkan Nagarakretagama ke dalam Bahasa Inggris.

Seperti diketahui kemudian, Nagarakretagama pernah disimpan di Perpustakaan Universitas Leiden Belanda dengan nomor koleksi 5023. Pemerintah Belanda mengembalikannya ke Pemerintah Indonesia di masa pemerintahan Presiden Soeharto. Kini naskah itu menjadi koleksi unggulan Perpustakaan Nasional di Jakarta. Nagarakretagama, antara lain, berisi rekaman sejarah kejayaan Kerajaan Majapahit, perjalanan Hayam Wuruk, Raja Majapahit, serta kondisi sosial, politik, keagamaan, pemerintahan, kebudayaan, dan adat istiadat. Semua itu dikumpulkan dan digubah menjadi sebuah karya sastra oleh Mpu Prapanca, saat mengunjungi daerah-daerah kekuasaan kerajaan itu di Nusantara.

Panca awit pinajaran sasak.

Panca awit pinajaran sasak adalah lima dasar yang memberikan pembelajaran dan tuntunan kepada orang sasak,bagaimana orang sasak itu berbudaya dan beradat-istiadat didalam menjalankan hidup dan kehidupan sebagai mahluk yang bertuhan,bertradisi dan beragama.
Panca awit pinajaran sasak juga sekaligus sebagai alat kontrol,pedoman bagi orang sasak dalam hidup berbudya dan beradat istiadat,didalamnya terkandung nilai-nilai luhur kearifan lokal yang diwarisi turun temurun.

Dalam perjalanan sejarah peradaban sasak,panca awit pinajaran sasak pada abad ke -12 sampai abad ke-16 pernah membawa orang sasak ketingkat peradaban yang sejajar dengan komunitas/bangsa lain didunia.
Keberadaan peradaban sasak mulai suram sejak masuknya penjajah di pulau lombok.
selama penjajah menguasai sasak,panca awit pinajaran sasak tidak boleh diajarkan/diamalkan kepada seluruh bangsa sasak,kalaupun boleh itu sangat menyakitkan,karena harus menjadi kaki tangan penjajah,yang mengakibatkan orang sasak dijaman sekarang ini tidak berkarakter,selalu dalam kebingungan,cepat terpengaruh,kurang percaya diri,cendrung menjadi pengekor,rendah diri dihadapan bangsa-bangsa dan komunitas lain.

Hilangnya karakteristik ke-sasak-an,bukan saja terjadi pada masyarakat awam,juga sudah merambah kepada pelaku-pelaku budayanya,tokoh-tokoh agama,tokoh-tokoh masyarakat dan kaum intelektual sasak-pin yang ada dilembaga-lembaga pemerintahan.secara sadar dan tidak perlu diakui,karakteristik sasaknya sudah hampir punah.
mencermati keadaan itu,norma -norma adiluhung yang ada di panca awit pinajaran sasak harus kembali disosialisasikan,diajarkan,mendudukkan kembali budaya,agama dan adat istiadat sasak pada makna dan proporsi yang sebenarnya.

Dengan penghayatan dan pengamalan kembali secara benar dari nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung didalam Panca Awit Pinajaran Sasak,diharapkan karakter dan jati diri orang  sasak bangkit kembali,bangkit kembali,sehingga mampu bersaing mengejar ketertinggalannya,menjadi komunitas yang berbudaya,berperadaban besar sejajar dengan komunitas bangsa-bangsa lain diindonesia dan dunia.

Panca awit pinajaran sasak adalah dasar negara yang dimiliki oleh kedatuan seleparang pada jamannya,didalamnya mengandung makna norma-norma kehidupan yang nilainya sangat universal.Panca awit pinajaran sasak inilah yang menginspirasi Bung Karno melahirkan dasar negara Republik Indonesia,yang sekarang kita kenal dengan PANCASILA.
Panca Awit Pinajaran sasak bukan aturan yang mengatur system pemerintahan,melainkan falsafahnya kehidupan komunitas sasak,system pemerintahan saat itu diatur oleh undang-undang dasar tersendiri yang disebut KOTARAGAMA,KOTARA artinya Wilayah dan GAMA artinya ATURAN.

Kedatuan seleparang pada zamannya merupakan satu-satunya kedatuan dinusantara waktu itu yang telah memiliki Dasar negara yaitu Panca Awit Pinajaran Sasak dan satu-satunya kedatuan yang telah memiliki UUD yang disebut KOTARAGAMA.
Hal inilah yang menarik perhatian kerajaan majapahit mengirim EMPU PRAPANCA dan panglima angkatan lautnya EMPU NALA datang ke kedatuan seleparang lombok.
kedatangan kedua pembesar Majapahit ini menghasilkan suatu kesepakatan yang dikenal dengan nama "PERJANJIAN BENCINGAH PUNAN "

Adapun isinya perjanjian Bencingah punan :
1.Antara majapahit dan Kedatuan seleparang akan melakukan pertukaran cendikiawan
2.Antara majapahit dan kedatuan seleparang akan saling bantu membantu dalam membangun dan menjaga keamanan kedaulatannya masing-masing.
3.Antara kerajaan majapahit dan kedatuan seleparang akan saling kunjung mengunjungi disetiap acara kenegaraan.

Penjelasan sesungguhnya cukup panjang untuk dipahami,Panca Awit Pinajaran Sasak secara utuh mengingat 5 subtansi yang terkandung didalamnya merupakan satu kesatuan.kali ini akan dicoba menjelaskan satu subtansi saja secara singkat,yaitu tentang palsafah ketuhanan orang sasak pada pokonya sbb :

A1. Tuhan bagi orang sasak,adalah satu-satunya zat yang maha kuasa atas diri dan alam semesta ini,kepadanya orang sasak berserah diri sepenuhnya.
A2. Keyakinan tentang adanya  tuhan bagi orang sasak merupakan hal yang sangat mendasar atau subtansial.
A3. Kepatuhan/ketaatan orang sasak terhadap tuhan,tercermin dalam berbagai aspek kehidupan,baik dalam budayanya maupun dalam adat istiadat.
A4. Betapa tinggi penghayatan dan cintanya orang sasak kepada tuhan tercermin pada penamaan berbagai tempat-tempat yang monumental,seperti gunung-gunung,arsitektur bangunan,pakaian dan sebagainya  diberi nama-nama dan simbol-simbol tentang adanya tuhan yang maha esa.
A5. Pengenalan dan penghayatan akan adanya tuhan pada orang sasak tidak semata-mata karena masuknya suatu agama,orang sasak telah menghayati adanya tuhan yang maha esa sebagai aqidahnya jauh sebelum agama-agama masuk ke pulau lombok.
A6. Sebelum agama masuk ke pulau lombok,orang sasak sudah menyebut tuhan yang maha esa (bahasa sasak lombok,NENEQ KAJI SAQ KUASE ).
A7. Dalam sejarahnya,orang sasak dikenal sebagai salah satu komonitas yang memiliki peradaban monotisme tua didunia.
A8. Penghayatan yang dalam akan norma-norma ketuhanan ini telah menjadi salah satu unsur atau anasir karakter orang sasak,mewarnai hidup dan kehidupannya dalam berbudaya dan beradat istiadat.

Demikian sedikit penjelasan tentang Panca Awit Pinajaran Sasak, dimana kedatuan yang berada di pulau yang sangat kecil yg disebut lombok menyimpan sejuta rahasia peradaban yang  sangat besar.harapan kami janganlah berkecil hati menjadi orang sasak.karena sebenarnya orang sasak itu besar karena disegani kerajaan yang besar.

Bersambung.....................

No comments:

Post a Comment