Nama RESMI dari Kerajaan sesuai yang tertulis dalam inskripsi
kerajaan, baik berupa Prasasti ataupun dokumen kenegaraan adalah :
WILWATIKTA tapi kadangkala disebut pula dengan
TIKTA WILWA.
Akan tetapi masyarakat luas justru mengenalnya berdasarkan nama sankritme lokasi, yaitu :
MAJAPAHIT. Adapun yang melandasinya adalah keterangan pada “Kitab PARARATON” seperti foto diatas.
The Majapahit Cultural Park dikenal juga sebagai
The Majapahit Park atau
Pusat Informasi Majapahit (PIM).
Suatu proyek berskala nasional yang ditujukan membangun kembali
pondasi kebudayaan dan nasionalisme bangsa Indonesia, dengan membangun
museum dan kawasan cagar budaya di sekitarnya. Kenapa MAJAPAHIT yang
dipilih dalam program ini ???
Alasan PERTAMA,
Majapahit adalah cikal bakal dari Negara Kesatuan Republik INDONESIA
yang secara nyata mampu mengimplementasikan ke tata negaraan secara utuh
dalam luas wilayah yang mirip dengan Indonesia saat ini.
Alasan KEDUA,
Majapahit telah mampu merangkai perbedaan yang ada di kawasan Nusantara
dalam satu kesatuan utuh yang berwawasan kebhinekaan / keberagaman.
Alasan KETIGA,
Majapahit mampu hadir sebagai salah satu kekuatan besar yang cukup
disegani di kawasan Asia Tenggara (dibuktikan dengan banyaknya catatan
negara lain atas eksistensinya).
Alasan KEEMPAT,
Majapahit pernah menerapkan kebijakan politis “Mitra Satata” (kemitraan
yang sederajat) maupun pola negara bawahan di kawasan Asia Tenggara
melewati perkawinan kerabat kerajaan dengan kerabat kerajaan mitranya,
sehingga Majapahit dapat diterima diseluruh kawasan Asia Tenggara
sebagai leluhur kita semua.
Alasan KELIMA, mengingat
alasan keempat tersebut, maka semua bangsa Indonesia adalah pewaris sah
dari Kerajaan WILWATIKTA (Majapahit) ini, dan INDONESIA adalah
transformasi sempurna dari Majapahit dalam bentuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Proposal terlampir dibuat pada tahun 2007 dan telah dilaksanakan di
lapangan. Pada saat pelaksanaannya, pondasi dari bangunan PIM telah
menghantam situs dibawahnya sehingga menimbulkan protes keras para
arkeolog dan terpaksa proyek di hentikan sementara. Untuk diketahui
bahwa
ibukota Kerajaan Majapahit yang bernama ANTAHWULAN / TROWULAN mempunyai luas sekitar 9 x 11 kilometer persegi,
sehingga di geser kemanapun proyek ini jelas akan membentur situs
pemukiman masa lalu dibawahnya. Perlu diambil suatu keputusan strategis
dengan menggeser proyek ke wilayah yang mempunyai situs paling rendah
tata nilai sejarahnya, mengingat pentingnya proyek ini pula bagi
pembangunan jiwa bangsa Indonesia melalui kesadaran tata nilai budaya
dan nasionalisme di era globalisasi saat ini.
Keputusan akhir dari proyek ini belum dipublikasikan secara luas,
tetapi menurut informasi yang saya terima tidak akan berbeda jauh dari
proposal dibawah ini.
No comments:
Post a Comment