Tentang Negara Krtagama
Negara Krtagama adalah suatu puja sastra dan sumber sejarah kebudayaan. Selesai digubah pada bulan Aswina1287 Saka atau September Oktober 1365. Negara Krtagama adalah salah satu bukti sejarah pembangunan Majapahit, khususnya dalam bidang kesusastraan. Naskah tersebut adalah gudang pengetahuan tentang sejarah Singhasari dan Majapahit.Tampaknya naskah tersebut sengaja digubah oleh Mpu Prapanca untuk mengagungkan Raja Majapahit. Negara Krtagama, antara lain, berisi rekaman sejarah kejayaan Kerajaan Majapahit, perjalanan Hayam Wuruk, hubungan keluarga raja, para pembesar negara, jalannya pemerintahan, desa-desa perdikan, keadaan ibu kota, keadaan desa-desa, serta kondisi sosial, politik, keagamaan, pemerintahan, kebudayaan, dan adat istiadat sepanjang jalan keliling Sang Prabu pada tahun 1359 Masehi. Semua itu dikumpulkan dan digubah menjadi sebuah karya sastra oleh Mpu Prapanca, saat mengunjungi daerah-daerah kekuasaan kerajaan Majapahit tersebut.
Naskah ini dimulai dengan pemujaan terhadap raja Wilwatikta, yaitu raja Majapahit yang disebutkan sebagai Siwa-Budha atau Rajasanagara. Tujuh pupuh berikutnya berisi tentang raja dan keluarganya, sembilan pupuh kemudian tentang istana dan kota Majapahit. Bagian paling panjang merupakan catatan perjalanan Hayam Wuruk ke Lumajang (23 pupuh) yang dilakukan pada bulan Agustus sampai September 1359. Sepuluh pupuh diantaranya menceritakan silsilah singkat raja-raja Singhasari dan Majapahit (Wangsa Girindra), yang menggambarkan bahwa Singhasari dan Majapahit merupakan dua kerajaan yang tidak dapat dipisahkan. Penulisnya mengakui Negara Krtagama bukan buku pertama yang ditulisnya. Sebelumnya Prapanca telah menulis Parwasagara, Bhismasaranantya, Sugataparwa, dan dua kitab lagi yang belum selesai, yaitu Saba Abda dan Lambang. Namun semuanya sampai sekarang belum ditemukan atau memang sudah hancur.
Cakranegara yang saat ini menjadi salah satu pusat perniagaan di Kota Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, pernah menghebohkan dengan sebuah cerita penting bagi Indonesia. Ekspedisi militer Belanda menggempur habis-habisan puri atau istana di Cakranegara, mengakibatkan kediaman Raja Karangasem, penguasa wilayah Lombok, luluh lantak.
Sehari sebelum Cakranegara jatuh dalam kekuasaan Belanda, menurut telusur pustaka, pada 19 November 1894, dilaporkan sebuah temuan naskah sastra, yang ditulis di lembaran daun lontar di antara puing-puing reruntuhan itu. Slametmuljana menyebutkan sedikitnya sudah ditemukan empat naskah lain yang serupa, di beberapa geriya (kediaman pendeta Hindu) di Bali. Namun, naskah-naskah itu diduga merupakan turunan naskah Negara Krtagama, yang ditemukan di Puri Cakranegara, Lombok.
Cakep daun lontar itu adalah naskah Negara Krtagama karya Mpu Prapanca, seorang pujangga Jawa abad ke-14 M. Sewindu kemudian, naskah berbahasa Jawa Kuno diterbitkan dalam huruf Bali dan Bahasa Belanda oleh Dr JLA Brandes (1902), namun hanya sebagian. Disusul upaya penerjemahan oleh Dr JHC Kern tahun 1905-1914, dilengkapi dengan komentar-komentarnya.
Baru pada tahun 1919, Dr NJ Krom menerbitkan utuh isi lontar Negara Krtagama. Krom juga melengkapinya dengan catatan historis. Naskah Negara Krtagama ini akhirnya diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh Prof Dr Slametmuljana dan disertai tafsir sejarahnya. Menyusul kemudian, Dr Th Pigeud yang menerjemahkan Negara Krtagama ke dalam Bahasa Inggris.
Seperti diketahui kemudian, Negara Krtagama pernah disimpan di Perpustakaan Universitas Leiden Belanda dengan nomor koleksi 5023. Pemerintah Belanda mengembalikannya ke Pemerintah Indonesia di masa pemerintahan Presiden Soeharto. Kini naskah itu menjadi koleksi unggulan Perpustakaan Nasional di Jakarta.
Lontar itu bisa berada di Puri Cakranegara, Lombok, karena dibawa oleh keluarga Kerajaan Kediri pada masa kekuasaan mereka di Karangasem, ujung timur Pulau Bali, sekitar akhir abad ke-17 M sampai pertengahan abad ke-18 M. Lombok sendiri merupakan wilayah kekuasaan Raja Karangasem, dan sebelumnya ada beberapa kerajaan berada di sana, seperti Kerajaan Selaparang dan Pejanggik.
==================================
Isi Negara Krtagama diterapkan di Lombok demi membangun sistem pemerintahan dan sekaligus sebagai sebuah pertahanan yang menyerupai kerajaan Majapahit. Ini juga ditujukan demi menjadikan Lombok sebagai benteng mempertahankan ajaran Hindu di Bali, menyusul masuk dan berkembangnya ajaran Islam di Jawa.
No comments:
Post a Comment